Resensi "Gifted Hands: The Ben Carson Story"
Produser : David A. Rosemont
Skenario : John Pielmeier
Pemeran : Cuba Gooding, Jr.
Kimberly Elise
Aunjanue Ellis
Sutradara : Thomas Carter
Genre/Durasi : Drama / 1 jam 30 menit
Tanggal rilis : 7
Februari 2009
"Gifted Hands: The Ben Carson
Story" yang diangkat dari kisah nyata kehidupan seorang dokter bedah otak
terbaik di dunia bernama Benjamin Carson, adalah kisah inspiratif
dari seorang anak dalam kota dengan nilai yang buruk dan sedikit motivasi,
yang, pada usia tiga puluh tiga, menjadi direktur bedah saraf pediatrik di
Rumah Sakit Johns Hopkins University
Film ini berkisah
tentang seorang dokter bedah otak terbaik di dunia bernama Benjamin
Carson yang awalnya selalu didiskriminasi dan diremehkan karena dia adalah
seorang African-American.
Saat Dr. Benjamin Carson
(Benny) duduk di bangku SD. Saat SD dia sangat bodoh. Setiap ulangan matematika
dia selalu mendapatkan nilai "F". Teman-teman sekelas Benny
selalu mengejek Benny. Bahkan ada salah seorang teman Benny yang dengan
terang-terangan mengejek Benny dengan mengatakan "You're the dumbest kid
in the world, Benny!". Tentu saja Benny yang waktu itu masih kecil tidak bisa
menahan emosi akhirnya Benny memukul anak yang mengejeknya tadi. Kebetulan anak
yang dipukul Benny adalah anak berkulit putih. Otomatis tanpa menelurusi akar
permasalahannya, kepala sekolah langsung menyalahkan Benny dan memanggil Ibunya
Benny ke sekolah. ibunya pun menasehati Benny dan meyakinkannya bahwa dia itu
tidak bodoh dan meyakinkan bahwa dia itu pandai agar beni tidak berkecil hati.
Sampai pada suatu hari, Ibunya
Benny bekerja sebagai pembantu rumah tangga di rumah seorang Profesor bernama
Prof. Burkett. Saat membersihkan rumah Prof. Burkett, Ibunya melihat banyak
sekali buku di perpustakaan pribadi milik Prof. Burkett. Penasaranya sangibu,
akhirnya Ibunya bertanya "Maaf Prof. Burkett, apakah Anda membaca semua
buku yang ada di perpustakaan ini?". Dan Prof. Burkett pun menjawab
"Ya tentu saja, Saya hampir membaca semua buku koleksi saya ini".
Mendengar jawaban Prof. Burkett tersebut, akhirnya Ibunya pun menemukan ide
untuk mendidik anak-anaknya di rumah agar bisa pintar seperti Prof. Burkett.
Caranya yaitu dengan menyuruh kedua anaknya banyak membaca buku.
Sesampai di rumah, Ibunya Benny
mulai menceramahi Benny dan Curtis(kakanya Benny) tentang dua peraturan
baru yang harus mereka taati selama di rumah. Peraturan pertama, setiap
satu minggu mereka harus membaca minimal dua buku, dan mereka harus membuat
laporan tertulis tentang buku yang mereka baca serta harus mempresentasikan laporan
tersebut secara lisan kepada Ibunya setiap akhir pekan. Peraturan kedua, Benny
dan Curtis juga dilarang terlalu banyak menonton TV. Mereka hanya boleh menonton
dua program TV yaitu program kuis yang bisa menambah wawasan mereka.
Sejak saat itu, Benny dan Curtis mulai
rajin mengunjungi perpustakaan umum dan meminjam dua buah buku setiap minggu.
Awalnya Benny merasa terpaksa membaca buku-buku tersebut, tapi akhirnya dia
menjadi terbiasa bahkan menjadi ketagihan membaca buku. Dengan membaca banyak
buku, Benny bisa mengembangkan daya imajinasinya serta menambah daftar vocabulary
sulit dalam buku-buku yang dia baca. Bahkan berkat hobinya membaca buku
itulah, dia jadi mempunyai rasa ingin tahu yang sangat tinggi. Salah satu contohnya
adalah waktu Benny menemukan sebuah batu aneh di jalanan. Dia penasaran
batu apa itu. Akhirnya dia pergi ke perpustakaan untuk meminjam buku tentang
batu-batuan. Dan ternyata batu itu adalah batu obsidian. Saat pelajaran Geografi,
kebetulan gurunya Benny bertanya bagaimana batu obsidian terbentuk. Semua
murid di kelas tidak bisa menjawab, akhirnya Benny mengangkat tangan dan menjawab
pertanyaan guru Geografinya dengan benar. Semua temannya dan gurunya terkejut
karena Benny "si bodoh" bisa menjawab pertanyaan yang tidak bisa dijawab
oleh murid-murid lainnya.
Benny pun menjadi salah satu murid
terbaik dan berprestasi di sekolahnya.
Akan tetapi saat menerima
penghargaan sebagai murid breprestasi, dia mendapat
perlakuan rasis dari kepala
sekolahnya. Menyebalkan si kepala sekolah menghina
Benny di depan umum sambil memakai
microphone
Mendengar pidato yang rasis
tersebut tentu saja Ibunya Benny tidak terima. Akhirnya Ibunya Benny
memindahkan Benny ke sekolah khusus orang kulit hitam yang bisa menghargai
prestasi Benny secara sportif tanpa rasisme.
Setelah lulus dari SMA pada tahun 1969,
Benny berhasil masuk fakultas kedokteran di salah satu kampus top dunia yaitu
Yale University. Benny harus berusaha dan belajar keras untuk lulus dari fakultas
kedokteran karena kuliah di Yale University sangat kompetitif dan sulit.
Saat dia merasa kesulitan belajar, dia menumbukan semangat belajarnya dengan
selalu mengingat ibunya yang berjuang dan bekerja keras agar bisa sekolah waktu
kecil dulu. Akhirnya Bennie berhasil lulus dengan nilai cumlaude.
Pada tahun 1979, Benny pun melamar menjadi
dokter magang di Rumah Sakit paling terkenal di Amerika yaitu John Hopskin
Hospital yang terletak di Kota Maryland. Benny lolos seleksi dan mulai
magang di Rumah Sakit John Hopskin. Dia merupakan satu-satunya dokter berkulit hitam
yang berhasil magang di salah satu rumah sakit bergengsi di dunia. Akan tetapi
(lagi-lagi) ada orang yang melakukan tindakan rasisme.
Saat magang, ada pasien yang mengalami
pendarahan otak gara-gara terkena pukulan tongkat baseball. Waktu itu tidak
ada dokter senior yang jaga malam hari, sedangkan Benny tidak boleh mengoperasi
pasien tersebut tanpa ada pengawasan dan ijin dari dosen senior. Pasien
tersebut akan meninggal jika tidak segera ditolong. Akhirnya Benny nekat mengoperasi
pasien tersebut tanpa pengawasan dokter senior. Yang aku suka dari Benny
adalah dia selalu berdoa khusuk sebelum memasuki ruang operasi karena
banyak sekali dokter yang tidak percaya pada tuhan (atheist) di barat.
Untungnya operasi yang dilakukan Benny berhasil. Akan tetapi dia tetap
dipanggil ke kantor dokter senior karena melakukan operasi tanpa
pengawasan. Awalnya Benny yakin dia akan dipecat, tapi ternyata dokter
senior itu justru menilai tindakan
Benny adalah tindakan yang sangat tepat. dengan kinerjanya saat magang
menjadikan Benny sebagai dokter tetap di rumah sakit ia magang.
Benny mulai mengoperasi
pasien-pasien dengan penyakit serius seperti epilepsi yang mengharuskan
Benny melakukan operasi hemispherectomy pada gadis kecil bernama Cyntia.
Operasi besar pertama yang dilakukan oleh Benny ini sukses sehingga dia diliput
oleh media nasional Amerika.
Berita tentang kehebatan Benny sebagai
dokter bedah otak terdengar sampai seluruh dunia. Hingga pada suatu hari,
Benny didatangi oleh pasangan suami istri dari Jerman yang mempunyai anak kembar
siam. Mereka meminta tolong pada Benny untuk memisahkan bayi kembar siam mereka
dengan selamat. Di era itu tidak ada dokter yang bisa memisahkan bayi kembar
siam dengan selamat. Benny menerima tawaran tersebut. Meskipun Benny sangat
jenius, tentu saja tetap tidak mudah untuk mengoperasi bayi kembar siam.
Sebelum operasi yang sangat besar
ini dimulai, Benny belajar dan mencari solusi dari buku, bahkan dengan imajinasinya
Benny bisa menemukan solusi dari permainan bilyar dan kran air. Dari proses
researchnya itulah, akhirnya Benny memutuskan untuk menggunakan metode operasi
dengan menghentikan jantung bayi untuk sementara waktu. Aku kaget ternyata
memang ada metode operasi seperti itu. Satu hari sebelum operasi dimulai,
30 orang dokter melakukan gladi bersih dan latihan. Benny yang memimpin 30
orang dokter tersebut.
Pada tanggal 5 September 1987,
operasi yang sangat besar ini dilakukan. Banyak media TV dan surat kabar
dari seluruh dunia datang untuk meliput operasi yang sangat fenomenal
Keberhasilan dokter Benny dalam operasi
besar ini membuat dia terkenal sebagai dokter terbaik di dunia tahun 80-an.
Semua TV di dunia meliputnya. Akhirnya cita-cita Ibunya Benny untuk melihat
anaknya masuk TV tersampaian juga. Siapa sangka anak yang dulu dihina sebagai
anak yang bodoh dan berkulit hitam pun menjadi orang yang sangat baik dan murah
hati.
Ia pun mendirikan sebuah perpustakaan yang sangat besar untuk pelajar-pelajar di Amerika. Dan yang paling menakjubkan dia mendirikan sebuah foundation bernama Carson Scholarship yang menyediakan beasiswa bagi mahasiswa kedokteran spesialis otak di seluruh dunia.
Ia pun mendirikan sebuah perpustakaan yang sangat besar untuk pelajar-pelajar di Amerika. Dan yang paling menakjubkan dia mendirikan sebuah foundation bernama Carson Scholarship yang menyediakan beasiswa bagi mahasiswa kedokteran spesialis otak di seluruh dunia.
Gambar
beasiswa Carson Scholarship
Sumber :
http://thezealouszoediary.blogspot.co.id/2013/05/dr-benjamin-carson-dokter-bedah-otak.html
https://www.goodreads.com/book/show/18422.Gifted_Hands
https://en.wikipedia.org/wiki/Gifted_Hands:_The_Ben_Carson_Story
Tidak ada komentar:
Posting Komentar