Rabu, 25 Mei 2016

RESENSI "Gifted Hands: The Ben Carson Story"

Resensi "Gifted Hands: The Ben Carson Story"

Produser : David A. Rosemont
Skenario : John Pielmeier
Pemeran : Cuba Gooding, Jr.
            Kimberly Elise
          Aunjanue Ellis
Sutradara : Thomas Carter
Genre/Durasi : Drama / 1 jam 30 menit
Tanggal rilis : 7 Februari 2009

"Gifted Hands: The Ben Carson Story" yang diangkat dari kisah nyata kehidupan seorang dokter bedah otak terbaik di dunia bernama Benjamin Carson, adalah kisah inspiratif dari seorang anak dalam kota dengan nilai yang buruk dan sedikit motivasi, yang, pada usia tiga puluh tiga, menjadi direktur bedah saraf pediatrik di Rumah Sakit Johns Hopkins University


Film ini berkisah tentang seorang dokter bedah otak terbaik di dunia bernama Benjamin Carson yang awalnya selalu didiskriminasi dan diremehkan karena dia adalah seorang African-American.
Saat Dr. Benjamin Carson (Benny) duduk di bangku SD. Saat SD dia sangat bodoh. Setiap ulangan matematika dia selalu mendapatkan nilai "F". Teman-teman sekelas Benny selalu mengejek Benny. Bahkan ada salah seorang teman Benny yang dengan terang-terangan mengejek Benny dengan mengatakan "You're the dumbest kid in the world, Benny!". Tentu saja Benny yang waktu itu masih kecil tidak bisa menahan emosi akhirnya Benny memukul anak yang mengejeknya tadi. Kebetulan anak yang dipukul Benny adalah anak berkulit putih. Otomatis tanpa menelurusi akar permasalahannya, kepala sekolah langsung menyalahkan Benny dan memanggil Ibunya Benny ke sekolah. ibunya pun menasehati Benny dan meyakinkannya bahwa dia itu tidak bodoh dan meyakinkan bahwa dia itu pandai agar beni tidak berkecil hati.


Sampai pada suatu hari, Ibunya Benny bekerja sebagai pembantu rumah tangga di rumah seorang Profesor bernama Prof. Burkett. Saat membersihkan rumah Prof. Burkett, Ibunya melihat banyak sekali buku di perpustakaan pribadi milik Prof. Burkett. Penasaranya sangibu, akhirnya Ibunya bertanya "Maaf Prof. Burkett, apakah Anda membaca semua buku yang ada di perpustakaan ini?". Dan Prof. Burkett pun menjawab "Ya tentu saja, Saya hampir membaca semua buku koleksi saya ini". Mendengar jawaban Prof. Burkett tersebut, akhirnya Ibunya pun menemukan ide untuk mendidik anak-anaknya di rumah agar bisa pintar seperti Prof. Burkett. Caranya yaitu dengan menyuruh kedua anaknya banyak membaca buku.

Sesampai di rumah, Ibunya Benny mulai menceramahi Benny dan Curtis(kakanya Benny) tentang dua peraturan baru yang harus mereka taati selama di rumah. Peraturan pertama, setiap satu minggu mereka harus membaca minimal dua buku, dan mereka harus membuat laporan tertulis tentang buku yang mereka baca serta harus mempresentasikan laporan tersebut secara lisan kepada Ibunya setiap akhir pekan. Peraturan kedua, Benny dan Curtis juga dilarang terlalu banyak menonton TV. Mereka hanya boleh menonton dua program TV yaitu program kuis yang bisa menambah wawasan mereka.

Sejak saat itu, Benny dan Curtis mulai rajin mengunjungi perpustakaan umum dan meminjam dua buah buku setiap minggu. Awalnya Benny merasa terpaksa membaca buku-buku tersebut, tapi akhirnya dia menjadi terbiasa bahkan menjadi ketagihan membaca buku. Dengan membaca banyak buku, Benny bisa mengembangkan daya imajinasinya serta menambah daftar vocabulary sulit dalam buku-buku yang dia baca. Bahkan berkat hobinya membaca buku itulah, dia jadi mempunyai rasa ingin tahu yang sangat tinggi. Salah satu contohnya adalah waktu Benny menemukan sebuah batu aneh di jalanan. Dia penasaran batu apa itu. Akhirnya dia pergi ke perpustakaan untuk meminjam buku tentang batu-batuan. Dan ternyata batu itu adalah batu obsidian. Saat pelajaran Geografi, kebetulan gurunya Benny bertanya bagaimana batu obsidian terbentuk. Semua murid di kelas tidak bisa menjawab, akhirnya Benny mengangkat tangan dan menjawab pertanyaan guru Geografinya dengan benar. Semua temannya dan gurunya terkejut karena Benny "si bodoh" bisa menjawab pertanyaan yang tidak bisa dijawab oleh murid-murid lainnya.

Benny pun menjadi salah satu murid terbaik dan berprestasi di sekolahnya.
Akan tetapi saat menerima penghargaan sebagai murid breprestasi, dia mendapat
perlakuan rasis dari kepala sekolahnya. Menyebalkan si kepala sekolah menghina
Benny di depan umum sambil memakai microphone

Mendengar pidato yang rasis tersebut tentu saja Ibunya Benny tidak terima. Akhirnya Ibunya Benny memindahkan Benny ke sekolah khusus orang kulit hitam yang bisa menghargai prestasi Benny secara sportif tanpa rasisme.

Setelah lulus dari SMA pada tahun 1969, Benny berhasil masuk fakultas kedokteran di salah satu kampus top dunia yaitu Yale University. Benny harus berusaha dan belajar keras untuk lulus dari fakultas kedokteran karena kuliah di Yale University sangat kompetitif dan sulit. Saat dia merasa kesulitan belajar, dia menumbukan semangat belajarnya dengan selalu mengingat ibunya yang berjuang dan bekerja keras agar bisa sekolah waktu kecil dulu. Akhirnya Bennie berhasil lulus dengan nilai cumlaude.

Pada tahun 1979, Benny pun melamar menjadi dokter magang di Rumah Sakit paling terkenal di Amerika yaitu John Hopskin Hospital yang terletak di Kota Maryland. Benny lolos seleksi dan mulai magang di Rumah Sakit John Hopskin. Dia merupakan satu-satunya dokter berkulit hitam yang berhasil magang di salah satu rumah sakit bergengsi di dunia. Akan tetapi (lagi-lagi) ada orang yang melakukan tindakan rasisme. 

Saat magang, ada pasien yang mengalami pendarahan otak gara-gara terkena pukulan tongkat baseball. Waktu itu tidak ada dokter senior yang jaga malam hari, sedangkan Benny tidak boleh mengoperasi pasien tersebut tanpa ada pengawasan dan ijin dari dosen senior. Pasien tersebut akan meninggal jika tidak segera ditolong. Akhirnya Benny nekat mengoperasi pasien tersebut tanpa pengawasan dokter senior. Yang aku suka dari Benny adalah dia selalu berdoa khusuk sebelum memasuki ruang operasi karena banyak sekali dokter yang tidak percaya pada tuhan (atheist) di barat. Untungnya operasi yang dilakukan Benny berhasil. Akan tetapi dia tetap dipanggil ke kantor dokter senior karena melakukan operasi tanpa pengawasan. Awalnya Benny yakin dia akan dipecat, tapi ternyata dokter
senior itu justru menilai tindakan Benny adalah tindakan yang sangat tepat. dengan kinerjanya saat magang menjadikan Benny sebagai dokter tetap di rumah sakit ia magang.

Benny mulai mengoperasi pasien-pasien dengan penyakit serius seperti epilepsi yang mengharuskan Benny melakukan operasi hemispherectomy pada gadis kecil bernama Cyntia. Operasi besar pertama yang dilakukan oleh Benny ini sukses sehingga dia diliput oleh media nasional Amerika.

Berita tentang kehebatan Benny sebagai dokter bedah otak terdengar sampai seluruh dunia. Hingga pada suatu hari, Benny didatangi oleh pasangan suami istri dari Jerman yang mempunyai anak kembar siam. Mereka meminta tolong pada Benny untuk memisahkan bayi kembar siam mereka dengan selamat. Di era itu tidak ada dokter yang bisa memisahkan bayi kembar siam dengan selamat. Benny menerima tawaran tersebut. Meskipun Benny sangat jenius, tentu saja tetap tidak mudah untuk mengoperasi bayi kembar siam. 

Sebelum operasi yang sangat besar ini dimulai, Benny belajar dan mencari solusi dari buku, bahkan dengan imajinasinya Benny bisa menemukan solusi dari permainan bilyar dan kran air. Dari proses researchnya itulah, akhirnya Benny memutuskan untuk menggunakan metode operasi dengan menghentikan jantung bayi untuk sementara waktu. Aku kaget ternyata memang ada metode operasi seperti itu. Satu hari sebelum operasi dimulai, 30 orang dokter melakukan gladi bersih dan latihan. Benny yang memimpin 30 orang dokter tersebut.

Pada tanggal 5 September 1987, operasi yang sangat besar ini dilakukan. Banyak media TV dan surat kabar dari seluruh dunia datang untuk meliput operasi yang sangat fenomenal

Keberhasilan dokter Benny dalam operasi besar ini membuat dia terkenal sebagai dokter terbaik di dunia tahun 80-an. Semua TV di dunia meliputnya. Akhirnya cita-cita Ibunya Benny untuk melihat anaknya masuk TV tersampaian juga. Siapa sangka anak yang dulu dihina sebagai anak yang bodoh dan berkulit hitam pun menjadi orang yang sangat baik dan murah hati.

Ia pun mendirikan sebuah perpustakaan yang sangat besar untuk pelajar-pelajar di Amerika. Dan yang paling menakjubkan dia mendirikan sebuah foundation bernama Carson Scholarship yang menyediakan beasiswa bagi mahasiswa kedokteran spesialis otak di seluruh dunia.  

 
Gambar beasiswa Carson Scholarship

Sumber :
http://thezealouszoediary.blogspot.co.id/2013/05/dr-benjamin-carson-dokter-bedah-otak.html
https://www.goodreads.com/book/show/18422.Gifted_Hands
https://en.wikipedia.org/wiki/Gifted_Hands:_The_Ben_Carson_Story

Tidak ada komentar:

Posting Komentar